Aku Bangga jadi Indonesia

Bangkitnya suatu negara adalah karna bangkitnya pemikiran generasi muda.

JAYALAH SMA NUSANTARA 2 PAMBON

Dengan semangat patriot kebersamaan,semoga SMA Nusantara 2 Pambon selalu jaya ke depannya

Semboyan Presiden Bungkarno

Saya beri seribu pemuda,maka saya akan bisa memindahkan sebuah gunung,tapi saya bisa menggemparkan dunia dengan sepuluh pemuda yang berjiawa patriot.

Mengetuk Pintu Hati

Sewaktu kita masih kecil ibu sering mengajar dan membuat diri kita senantiasa TERSENYUM,tetapi apabila kita dewasa mengapa kita selalu lupa untuk membuat IBU kita tersenym BAHAGIA

Hidup itu sederhana yang rumit itu pikiranmu

Seseorang yang luar biasa itu sederhana dalam ucapannya,tetapi hebat dalam tindakannya

Pages

Air Minum Drizce

DRIZCE

Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Cabang Lamongan memiliki perusahaan air mineral yang mengandung TDS (Total Disolve Solube) atau kelarutan zat sesuai dengan standart syarat air minum sehat menurut WHO (7-10 ppm

DRIZCE (Air Minum Asli nahdhotul ulama’) adalah air mineral dalam kemasan yang telah di kemas secara higienis oleh CV. DAVIZTA MULIA sejak tahun 2021 yang di pasar luaskan kepada masyarakat sekitar NU wilayah Brondong lamongan.

DRIZCE telah di proses secara baik dari mata sumber sumur Peninggalan Tapak tilas JOKO Tingkir, yang nantinya barokah dalam segi untuk kesehatan dan cocok untuk kebutuhan tubuh, DRIZCE juga mengandung eX-tra oxigen tanpa bahan pengawet, akan tetapi harga sangat terjangkau bagi masyarakat menengah ke bawah.

Hingga kini DRIZCE mulai tersebar dalam daerah kabupaten jawa timur, seperti Lamongan, Jombang, Bojonegoro, Tuban, Gresik dll. Hingga nantinya membutuhka sistem marketing yang profesional untuk memasarkan produk DRIZCE ( Air Minum Asli Milik Nu lamongan ) .Bagi shobat  yang ingin mendisistributorkan Aidrat, Shobat bisa hubungi perwakilan pihak distributor CV. DAVIZTA MULIA. Berhubung SMA NUSANTARA BRONDONG hanya mempunyai satu teman distributor DRIZCE. Silahkan sobat hubungi Rohmat Amal 085730769656 WA


Artikel Terkait:






 


ACARA ISRO' MI'ROJ

Pimpinan Komisariat IPNU-IPPNU Pambon Brondong  Gelar do’a bersama dalam rangka memperingati isra mi’raj



Bulan Rajab adalah bulan yang sangat mulia, Di bulan itu diperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW oleh seluruh umat Islam di dunia. Demikian halnya dengan Pimpinan Komisariat IPNU dan IPPNU Pambon Brondong  , ikut memeriahkan peringatan Isra’ Mi’raj. Kamis Pagi  (11/3/2021)


Acara tersebut di hadiri oleh Kiyai Imam Mahsun,SH.Dan  Kiyai Ali Pambon , Kepala Mts darul Ulum, Ketua ranting IPNU-IPPNU Ranting Pambon  ,



 


Acara Isro' mi'roj dilaksanakan di Mushola SMA NUSANTARA 2  Brondong. Meskipun dikemas dengan sederhana, namun banyak anggota IPNU dan IPPNU yang antusias untuk menghadiri acara tersebut. Dalam kegiatan tersebut juga di hadiri Sekertaris MWC NU Brondong ,dan sebagai Muidho adaIa kiyai Mad menceritakan kisah Isra’ Mi’raj kepada anggota IPNU – IPPNU dan warga masyarakat Sekitar yang turut hadir. Ia juga memberikan pesan agar para santri senantiasa patuh dan mengikuti para kyai.


 


“Selagi masih kecil, masih muda ikutlah IPNU-IPPNU, ikut menghidupkan NU. Karena ikut NU berarti mengikuti para kyai ahlussunnah wal jama’ah,” tuturnya.


 





 


 


 


Senada dengan ungkapan kepala Mts Darul Ulum bahwa masa kecil dan masa muda hendaknya dipergunakan untuk belajar dan mengaji dengan tekun, tidak berhenti ditengah jalan, karena akan sangat merugikan dan menimbulkan penyesalan dimasa tua.


 





Kegiatan itu ditutup dengan do’a yang dipimpin oleh ustadz Ali.

FOCUS GROUP DISCUSSION ( FGD )


FOCUS GROUP DISCUSSION ( FGD )


Hari ini,tempatnya 15 November 2018
kami pertama kalinya melakukan Focus Group Discussion(FGD),yang dilakukan di sekolah SMA MUHAMMADIYAH 9 Sedayu lawas ,Brondong ,Lamongan
Kebetulan pada hari itu dari sekolah kami ( SMA NUSANTARA 2 PAMBON) yang dihadiri Bpk Imam Mahsun,SH, Vita(gk tau nama lengkapnya,hehe,cukup cerdas tapi mudah tersinggung,saya aja gk berani dekati karna mau disemprot),dan Rohmat Amal.S.Pd

FGD Istilah kelompok diskusi terarah atau dikenal sebagai Focus Group Discussion(FGD) saat ini sangat populer dan banyak digunakan sebagai metode pengumpulan data dalam penelitian sosial. Pengambilan data kualitatif melalui FGD dikenal luas karena kelebihannya dalam memberikan kemudahan dan peluang bagi peneliti untuk menjalin keterbukaan, kepercayaan, dan memahami persepsi, sikap, serta pengalaman yang dimiliki informan. FGD memungkinkan peneliti dan informan berdiskusi intensif dan tidak kaku dalam membahas isu-isu yang sangat spesifik. FGD juga memungkinkan  peneliti mengumpulkan informasi secara cepat dan konstruktif dari peserta yang memiliki latar belakang berbeda-beda. Di samping itu, dinamika kelompok yang terjadi selama berlangsungnya proses diskusi seringkali memberikan informasi yang penting, menarik, bahkan kadang tidak terduga.
Hasil FGD tidak bisa dipakai untuk melakukan generalisasi karena FGD memang tidak bertujuan menggambarkan (representasi) suara masyarakat. Meski demikian, arti penting FGD bukan terletak pada hasil representasi populasi, tetapi pada kedalaman informasinya. Lewat FGD, peneliti bisa mengetahui alasan, motivasi, argumentasi atau dasar dari pendapat seseorang atau kelompok. FGD merupakan salah satu metode penelitian kualitatif yang secara teori mudah dijalankan, tetapi praktiknya membutuhkan ketrampilan teknis yang tinggi.
Tulisan ini merupakan panduan sederhana dalam menyelenggarakan FGD dengan menggabungkan pendekatan teoritis dan praktis. Pertama-tama akan diuraikan basis teoritis FGD, mulai dari penjelasan soal konsep FGD, teknik penentuan jumlah kelompok, tata ruang, membuat panduan diskusi, pelaksanaan, hingga analisis data dan penulisan laporan.
Pengertian FGD
FGD secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu diskusi yang dilakukan secara sistematis dan terarah mengenai suatu isu atau masalah tertentu. Irwanto (2006: 1-2) mendefinisikan FGD adalah suatu proses pengumpulan data dan informasi yang sistematis mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok.
Sesuai namanya, pengertian Focus Group Discussion mengandung tiga kata kunci: a. Diskusi (bukan wawancara atau obrolan); b. Kelompok (bukan individual); c. Terfokus/Terarah (bukan bebas). Artinya, walaupun hakikatnya adalah sebuah diskusi, FGD tidak sama dengan wawancara, rapat, atau obrolan beberapa orang di kafe-kafe. FGD bukan pula sekadar kumpul-kumpul beberapa orang untuk membicarakan suatu hal. Banyak orang berpendapat bahwa FGD dilakukan untuk mencari solusi atau menyelesaikan masalah. Artinya, diskusi yang dilakukan ditujukan untuk mencapai kesepakatan tertentu mengenai suatu permasalahan yang dihadapi oleh para peserta, padahal aktivitas tersebut bukanlah FGD, melainkan rapat biasa. FGD berbeda dengan arena yang semata-mata digelar untuk mencari konsensus.
Sebagai alat penelitian, FGD dapat digunakan sebagai metode primer maupun sekunder. FGD berfungsi sebagai metode primer jika digunakan sebagai satu-satunya metode penelitian atau metode utama (selain metode lainnya) pengumpulan data dalam suatu penelitian. FGD sebagai metode penelitian sekunder umumnya digunakan untuk melengkapi riset yang bersifat kuantitatif dan atau sebagai salah satu teknik triangulasi. Dalam kaitan ini, baik berkedudukan sebagai metode primer atau sekunder, data yang diperoleh dari FGD adalah data kualitatif.
Di luar fungsinya sebagai metode penelitian ilmiah, Krueger & Casey (2000: 12-18) menyebutkan, FGD pada dasarnya juga dapat digunakan dalam berbagai ranah dan tujuan, misalnya (1) pengambilan keputusan, (2) needs assesment,(3) pengembangan produk atau program, (4) mengetahui kepuasan pelanggan, dan sebagainya.
Kapan FGD Harus Digunakan?
FGD harus dipertimbangkan untuk digunakan sebagai metode penelitian sosial jika:
1. Peneliti ingin memperoleh informasi mendalam tentang tingkatan persepsi, sikap, dan pengalaman yang dimiliki informan.
2. Peneliti ingin memahami lebih lanjut keragaman perspektif  di antara kelompok atau kategori masyarakat.
3. Peneliti membutuhkan informasi tambahan berupa data kualitatif dari riset kuantitatif yang melibatkan persoalan masyarakat yang kompleks dan berimplikasi luas.
4. Peneliti ingin memperoleh kepuasan dan nilai akurasi yang tinggi karena mendengar pendapat langsung dari subjek risetnya.
Kapan FGD Tidak Diperlukan?
FGD harus dipertimbangkan untuk tidak digunakan sebagai metode penelitian sosial jika:
1. Peneliti ingin memperoleh konsensus dari masyarakat/peserta
2. Peneliti ingin mengajarkan sesuatu kepada peserta
3. Peneliti akan mengajukan pertanyaan “sensitif” yang tidak akan bisa di-sharedalam sebuah forum bersama kecuali jika pertanyaan tersebut diajukan secara personal antara peneliti dan informan.
4. Peneliti tidak dapat meyakinkan atau menjamin kerahasiaan diri informan yang berkategori “sensitif”.
5. Metode lain dapat menghasilkan kualitas informasi yang lebih baik
6. Metode lain yang lebih ekonomis dapat menghasilkan informasi yang sama.
Meskipun terlihat sederhana, menyelenggarakan suatu FGD yang hanya berlangsung 1 -3 jam, memerlukan persiapan, kemampuan, dan keahlian khusus. Ada prosedur dan standar tertentu yang harus diikuti agar hasilnya benar dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Mengapa FGD?
Irwanto (2006: 3- 6) mengemukakan tiga alasan perlunya melakukan FGD, yaitu alasan filosofis, metodologis, dan praktis.
1. Alasan Filosofis
Pengetahuan yang diperoleh dalam menggunakan sumber informasi dari berbagai latar belakang pengalaman tertentu dalam sebuah proses diskusi, memberikan perspektif yang berbeda dibanding pengetahuan yang diperoleh dari komunikasi searah antara peneliti dengan responden.
Penelitian tidak selalu terpisah dengan aksi. Diskusi sebagai proses pertemuan antarpribadi sudah merupakan bentuk aksi .
1. Alasan Metodologis
Adanya keyakinan bahwa masalah yang diteliti tidak dapat dipahami dengan metode survei atau wawancara individu karena pendapat kelompok dinilai sangat penting.
Untuk memperoleh data kualitatif yang bermutu dalam waktu relatif singkat.
FGD dinilai paling tepat dalam menggali permasalahan yang bersifat spesifik, khas, dan lokal. FGD yang melibatkan masyarakat setempat dipandang sebagai pendekatan yang paling sesuai.
1. Alasan Praktis
Penelitian yang bersifat aksi membutuhkan perasaan memiliki dari objek yang diteliti- sehingga pada saat peneliti memberikan rekomendasi dan aksi, dengan mudah objek penelitian bersedia menerima rekomendasi tersebut. Partisipasi dalam FGD memberikan kesempatan bagi tumbuhnya kedekatan dan perasaan memiliki.
Menurut Koentjoro (2005: 7), kegunaan FGD di samping sebagai alat pengumpul data adalah sebagai alat untuk meyakinkan pengumpul data (peneliti) sekaligus alat re-check terhadap berbagai keterangan/informasi yang didapat melalui berbagai metode penelitian yang digunakan atau keterangan yang diperoleh sebelumnya, baik keterangan yang sejenis maupun yang bertentangan.
Dari berbagai keterangan di atas, dapat disimpulkan dalam kaitannya dengan penelitian, FGD berguna untuk:
a)      Memperoleh informasi yang banyak secara cepat;
b)      Mengidentifikasi dan menggali informasi mengenai kepercayaan, sikap dan perilaku  kelompok tertentu;
c)      Menghasilkan ide-ide untuk penelitian lebih mendalam; dan
d)     Cross-check data dari sumber lain atau dengan metode lain.
Persiapan dan Desain Rancangan FGD
Sebagai sebuah metode penelitian, pelaksanaan FGD memerlukan perencanaan matang dan tidak asal-asalan. Untuk diperlukan beberapa persiapan sebagai berikut: 1) Membentuk Tim; 2) Memilih Tempat dan Mengatur Tempat; 3) Menyiapkan Logistik; 4 Menentukan Jumlah Peserta; dan 5) Rekruitmen Peserta.
1) Membentuk Tim
Tim FGD umumnya mencakup:
1. Moderator, yaitu fasilitator diskusi yang terlatih dan memahami masalah yang dibahas serta tujuan penelitian yang hendak dicapai (ketrampilan substantif), serta terampil mengelola diskusi (ketrampilan proses).
2. Asisten Moderator/co-fasilitator, yaitu orang yang intensif mengamati jalannya FGD, dan ia membantu moderator mengenai: waktu, fokus diskusi (apakah tetap terarah atau keluar jalur), apakah masih ada pertanyaan penelitian yang belum terjawab, apakah ada peserta FGD yang terlalu pasif sehingga belum memperoleh kesempatan berpendapat.
3. Pencatat Proses/Notulen, yaitu orang bertugas mencatat inti permasalahan yang didiskusikan serta dinamika kelompoknya. Umumnya dibantu dengan alat pencatatan berupa satu unit komputer atau laptop yang lebih fleksibel.
4. Penghubung Peserta, yaitu orang yang mengenal (person, medan), menghubungi, dan memastikan partisipasi peserta. Biasanya disebut mitra kerja lokal di daerah penelitian.
5. Penyedia Logistik, yaitu orang-orang yang membantu kelancaran FGD berkaitan dengan penyediaan transportasi, kebutuhan rehat, konsumsi, akomodasi (jika diperlukan), insentif (bisa uang atau barang/cinderamata), alat dokumentasi, dll.
6. Dokumentasi, yaitu orang yang mendokumentasikan kegiatan dan dokumen FGD: memotret, merekam (audio/video), dan menjamin berjalannya alat-alat dokumentasi, terutama  perekam selama dan sesudah FGD berlangsung.
7. Lain-lain jika diperlukan (tentatif), misalnya petugas antar-jemput, konsumsi, bloker (penjaga “keamanan” FGD, dari gangguan, misalnya anak kecil, preman, telepon yang selalu berdering, teman yang dibawa peserta, atasan yang datang mengawasi, dsb)
2) Memilih dan Mengatur Tempat
Pada prinsipnya, FGD dapat dilakukan di mana saja, namun seyogianya tempat FGD yang dipilih hendaknya merupakan tempat yang netral, nyaman, aman, tidak bising, berventilasi cukup, dan bebas dari gangguan yang diperkirakan bisa muncul (preman, pengamen, anak kecil, dsb). Selain itu tempat FGD juga harus memiliki ruang dan tempat duduk yang memadai (bisa lantai atau kursi). Posisi duduk peserta harus setengah atau tiga perempat lingkaran dengan posisi moderator sebagai fokusnya. Jika FGD dilakukan di sebuah ruang yang terdapat pintu masuk yang depannya ramai dilalui orang, maka hanya moderator yang boleh menghadap pintu tersebut, sehingga peserta tidak akan terganggu oleh berbagai “pemandangan” yang dapat dilihat diluar rumah.
Jika digambarkan, layout ruang diskusi dapat dilihat sebagai berikut:

(Irwanto, 2006: 68)
3) Menyiapkan Logistik
Logistik adalah berbagai keperluan teknis yang dipelukan sebelum, selama, dan sesudah FGD terselenggara. Umumnya meliputi peralatan tulis (ATK), dokumentasi (audio/video), dan kebutuhan-kebutuhan peserta FGD: seperti transportasi; properti rehat: alat ibadah, konsumsi (makanan kecil dan atau makan utama); insentif; akomodasi (jika diperlukan); dan lain sebagainya.
Insentif dalam penyelenggaraan FGD adalah suatu hal yang wajar diberikan. Selain sebagai strategi untuk menarik minat peserta, pemberian insentif juga merupakan bentuk ungkapan terimakasih peneliti karena peserta FGD bersedia meluangkan waktu dan pikiran untuk mencurahkan pendapatnya dalam FGD. Jika perlu, sejak awal, dicantumkan dalam undangan mengenai intensif apa yang akan mereka peroleh jika datang dan aktif dalam FGD. Mengenai bentuk dan jumlahnya tentu disesuaikan dengan sumberdaya yang dimiliki peneliti. Umumnya insentif dapat berupa sejumlah uang atau souvenir (cinderamata).
4). Jumlah Peserta
Dalam FGD, jumlah perserta menjadi faktor penting yang harus dipertimbangkan. Menurut beberapa literatur tentang FGD (lihat misalnya Sawson, Manderson & Tallo, 1993; Irwanto, 2006; dan Morgan D.L, 1998) jumlah yang ideal adalah 7 -11 orang, namun ada juga yang menyarankan jumlah peserta FGD lebih kecil, yaitu 4-7 orang (Koentjoro, 2005: 7) atau 6-8 orang (Krueger & Casey, 2000: 4). Terlalu sedikit tidak memberikan variasi yang menarik, dan terlalu banyak akan mengurangi kesempatan masing-masing peserta untuk memberikan sumbangan pikiran yang mendalam. Jumlah peserta dapat dikurangi atau ditambah tergantung dari tujuan penelitian dan fasilitas yang ada.
5). Rekruitmen Peserta: Homogen atau Heterogen?
Tekait dengan homogenitas atau heterogenitas peserta FGD, Irwanto (2006: 75-76) mengemukakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Pemilihan derajat homogenitas atau heterogenitas peserta harus sesuai dengan  tujuan awal diadakannya FGD.
2. Pertimbangan persoalan homogenitas atau heterogenitas ini melibatkan variabel tertentu yang diupayakan untuk heterogen atau homogen. Variabel sosio-ekonomi atau gender boleh heterogen, tetapi peserta itu harus memahami atau mengalami masalah yang didiskusikan. Dalam mempelajari persoalan makro seperti krisis ekonomi atau bencana alam besar, FGD dapat dilakukan dengan peserta yang bervariasi latar belakang sosial ekonominya, tetapi dalam persoalan spesifik, seperti perkosaan atau diskriminasi, sebaiknya peserta lebih homogen.
3. Secara mendasar harus disadari bahwa semakin homogen sebenarnya semakin tidak perlu diadakan FGD karena dengan mewawancarai satu orang saja juga akan diperoleh hasil yang sama atau relatif sama.
4. Semakin heterogen semakin sulit untuk menganalisis hasil FGD karena variasinya terlalu besar.
5. Homogenitas-heterogenitas tergantung dari beberapa aspek. Jika jenis kelamin, status sosial ekonomi, latar belakang agama homogen, tetapi dalam melaksanakan usaha kecil heterogen, maka kelompok tersebut masih dapat berjalan dengan baik dan FGD masih dianggap perlu.
6. Pertimbangan utama dalam menentukan homogenitas-heterogenitas adalah ciri-ciri mana yang harus/boleh/tidak boleh heterogen dan ciri-ciri mana yang harus/boleh/tidak boleh homogen.
Menyusun Pertanyaan  FGD
Kunci dalam membuat panduan diskusi yang terarah adalah membuat pertanyaan-pertanyaan kunci sebagai panduan diskusi. Untuk mengembangkan pertanyaan FGD, lakukan hal-hal berikut:
–          Baca lagi tujuan penelitian
–          Baca lagi tujuan FGD
–          Pahami jenis informasi seperti apa yang ingin Anda dapatkan dari FGD
–          Bagaimana Anda akan menggunakan informasi tersebut
–          Tulis pertanyaan umum ke khusus. Sebaiknya jangan lebih dari 5 (lima) pertanyaan inti.
–          Rumuskan pertanyaan dalam bahasa yang sederhana dan jelas. Hindari konsep besar yang kabur maknanya.
–          Uji pertanyaan-pertanyaan tersebut pada teman-teman dalam tim Anda.
Berbeda dengan wawancara, dalam FGD moderator tidaklah selalu bertanya. Bahkan semestinya tugas moderator bukan bertanya, melainkan mengemukakan suatu permasalahan, kasus, atau kejadian sebagai bahan pancingan diskusi. Dalam prosesnya memang ia sering bertanya, namun itu dilakukan hanya sebagai ketrampilan mengelola diskusi agar tidak didominasi oleh sebagian peserta atau agar diskusi tidak macet (Irwanto, 2006: 2)
Pelaksanaan FGD
Keberhasilan pelaksanaan FGD sangat ditentukan oleh kecakapan moderator sebagai “Sang Sutradara”. Peran Moderator dalam FGD dapat dilihat dari aktivitas utamanya, baik yang bersifat pokok (secara prosedural pasti dilakukan) maupun yang tentatif (hanya diperlukan jika memang situasi menghendaki demikian). Peran-peran  tersebut adalah (a) membuka FGD, (b) meminta klarifikasi, (c) melakukan refleksi, (d) memotivasi, (e) probing (penggalian lebih dalam), (f) melakukan blocking dan distribusi (mencegah ada peserta yang dominan dan memberi kesempatan yang lain untuk bersuara), (g) reframing, (h) refokus, (i) melerai perdebatan, (j) memanfaatkan jeda (pause), (k) menegosiasi waktu, dan (l) menutup FGD.
Dalam pelaksanaan FGD, kunci utama agar proses diskusi berjalan baik adalah permulaan. Untuk membuat suasana akrab, cair, namun tetap terarah, tugas awal moderator terkait dengan permulaan diskusi yaitu (1) mengucapkan selamat datang, (2) memaparkan singkat topik yang akan dibahas (overview),(3) membacakan aturan umum diskusi untuk disepakati bersama (atau hal-hal lain yang akan membuat diskusi berjalan mulus), dan (4) mengajukan pertanyaan pertama sebagai panduan awal diskusi. Untuk itu usahakan, baik pertanyaan maupun respon dari jawaban pertama tidak terlalu bertele-tele karena akan menjadi acuan bagi efisisensi proses diskusi tersebut.
Analisis Data dan Penyusunan Laporan FGD
Analisis data dan Penulisan Laporan FGD adalah tahap akhir dari kerja keras peneliti. Langkah-langkahnya dapat ditempuh sebagai berikut:
1.  Mendengarkan atau melihat kembali rekaman FGD
2.  Tulis kembali hasil rekaman secara utuh (membuat transkrip/verbatim)
3.  Baca kembali hasil transkrip
4.  Cari mana masalah-masalah (topik-topik) yang menonjol dan berulang-ulang muncul dalam transkrip, lalu kelompokan menurut masalah atau topik. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan oleh dua orang yang berbeda untuk mengurangi “bias” dan “subjektifitas”. Pengkategorian bisa juga dilakukan dengan mengikuti Topik-topik dan subtopik dalam Panduan diskusi. Jangan lupa merujuk catatan yang dibuat selama proses FGD berlangsung.
5.  Karena berhubungan dengan kelompok, data-data yang muncul dalam FGD biasanya mencakup:
a. Konsensus
b. Perbedaan Pendapat
c. Pengalaman yang Berbeda
d. Ide-ide inovatif yang muncul, dan sebagainya.
6. Buat koding dari hasil transkripsi menurut pengelompokan masalah/topik, misalnya  tentang Permasalahan Kesehatan Reproduksi Remaja dibuat kode:
Kode 1 untuk perilaku seks remaja
Bisa dipecah lagi menjadi:
Kode 1a : aturan/nilai-nilai menyangkut perilaku seks remaja
Kode 1b : pengalaman seksual
Kode 2 untuk masalah kesehatan reproduksi remaja,
Bisa dipecah lagi:
Kode 2a : masalah tiadanya informasi kesehatan reproduksi
Kode 2b : masalah tidak adanya pelayanan untuk remaja, dst
Kode 3 untuk kebutuhan remaja
Menurut Irwanto (2006: 82-86), dalam melakukan analisis FGD, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1. Periksa dahulu, apakah tujuan FGD tercapai—antara lain terlihat dari jumlah pertanyaan yang ditanyakan (dieksekusi) apakah sesuai dengan rencana awal?
2. Adakah perubahan dalam tujuan FGD yang terjadi karena input dari peserta?
3. Identifikasi masalah utama yang dikemukakan oleh peserta. Untuk itu perhatikan tema sentral dalam TOR FGD.
4. Adakah variasi peserta dalam persoalan utama ini? Bagaimana variasinya? Mengapa? (Perbedaan-perbedaan yang muncul tersebut ada yang sangat ekstrim sampai yang hanya berbeda sedikit saja. Jika perbedaan ini timbul, keduanya harus disajikan dalam laporan.
5. Selain persoalan utama itu, adakah persoalan lain (tema-tema lain) yang muncul dalam diskusi? Apa saja? Mana yang relevan dengan tujuan FGD?
6. Buatlah suatu kerangka prioritas dari persoalan-persoalan yang muncul. Dengan melihat sumber daya peneliti dan stakeholders, pilihlah masalah-masalah apakah dapat diselesaikan dapat diselsaikan dalam jangka waktu pendek atau panjang. Selain itu coba dipilih persoalan yang tidak kunung selesai, misalnya yang menyangkut perubahan apda tingkat makro (terutama struktur ekonomi dan politik).
7. Lakukan koding sesuai dengan faktor-faktor yang dikehendaki.
Setelah pekerjaan di atas selesai, baru hasilnya dituliskan atau dilaporkan dengan cara berikut:
1. Tuliskan topik-topik/masalah-masalah yang ditemukan dari hasil FGD. Setelah itu tuliskan juga “kutipan-kutipan langsung” (apa kata orang yang berdiskusi) mengenai masalah tersebut
2. Bahas topik-topik atau masalah-masalah yang diungkapkan bersama tim peneliti. Lakukan topik demi topik, sampai semua topik/masalah penting selesai dilaporkan dan dibahas.
Tidak boleh dilupakan, keseluruhan laporan FGD harus memuat poin-poin berikut ini: (a) identitas subjek (untuk kasus tertentu diperlukan deskripsi subjek, bisa ditulis dalam lampiran); (b) tujuan FGD; (c) bentuk FGD; (d) waktu FGD; (e) tempat berlangsungnya FGD; (f) alat bantu dalam FGD; (g) berapa kali dilakukan FGD; (h) tema-tema atau temuan penting dalam FGD, (i) kendala-kendala selama proses FGD; (j) pemahaman-pemaknaan FGD; dan (k) pembahasan hasil FGD.
Catatan Penting:
1. Perlu diingat bahwa jika dalam sebuah wawancara pribadi, peneliti dihadapkan pada data individual—bukan sebuah proses kelompok—maka dalam FGD peneliti akan memperoleh data individu sekaligus kelompok.
2. Semua pekerjaan, mulai dari mengumpulkan data, membahas hasil, mencari topik yang penting dalam transkrip, membahas kembali topik-topik itu, sampai menuliskan laporan harus dilakukan dengan tim atau paling tidak berpasangan untuk menghindari pendapat subjektif pribadi. Bila dilakukan dalam tim maka laporan bisa mendekati keutuhan karena berbagai pandangan saling melengkapi.

Syaran K.H.Maimun Zubair


K.H. Maimun Zubair merupakan salah satu sesepuh ulama di Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Beliau adalah Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar yang sangat karismatik. Sebagai ulama karismatik, nasihat-nasihatnya sangat bermanfaat untuk para santri maupun masyarakat umum.
Sebagaimana dikutip dari nu.or.id, beliau merupakan rujukan ulama dalam bidang fikih. Selain itu, beliau juga adalah Ketua Dewan Syuro Partai Persatuan Pembangunan. Nah, berikut 5 nasihat Mbah Maimun yang banyak beredar di media, agar santri sukses dalam hidup bermasyarakat dan selamat di akhirat nanti:
1. Pilihlah Istri yang Tidak Mengerti Urusan Dunia
Bila Anda ingin memiliki anak yang saleh dan alim dalam masalah agama, pilihlah istri yang tidak terlalu mengurusi duniawi. Hal tersebut sebagaimana dilansir dalam fiqhmenjawab.net. Pilihlah istri yang lebih senang tinggal di rumah untuk melakukan ibadah, seperti berpuasa, istikamah membaca Alquran dan lain sebagainya. Namun, bila Anda ingin memilih istri sebaliknya, maka Andalah yang harus rajin tirakat.
2. Mengajar Jangan Semata-mata Mencari Uang
Mbah Maimun pernah mengatakan bahwa orang Yahudi pada waktu itu mau mengajar bila dikasih uang dan bentuk materi lainnya, sebagaimana dikutip dari santrijagad.org. Jadi, bila santri mengajar semata-mata hanya karena mencari uang, maka sama saja seperti sifat orang Yahudi yang dikecam dalam Alquran.
3. Santri Harus Punya Usaha Sendiri
Poin ini mungkin berkaitan dengan poin sebelumnya bahwa santri harus mempunyai usaha sendiri. Hal ini mungkin untuk menghindari berharap gajian dari hasil mengajar, sehingga tidak ada bedanya dengan sifat orang Yahudi pada waktu itu yang membanderol biaya mengajar.
Namun demikian, bila profesi Anda memang guru, dosen, dan lain sebagainya, memang tidak salah mengambil gaji yang Anda dapat dari hasil jerih payah Anda sendiri dalam mengajar. Titik tekannya adalah Anda jangan berharap bahwa rezeki itu hanya dari jalur yang satu itu saja, sehingga ketika tunjangan turun terlambat Anda mengeluh. Nasihat ini pernah saya baca dari beberapa meme yang lewat di media sosial beberapa waktu silam.
4. Suuzan Membuat Hati Menjadi Gelap
Seperti dikutip dari alfikronline.com, Mbah Maimun pernah menyatakan bahwa sering melakukan suuzan akan membuat hati menjadi gelap. Hal tersebut dapat berdampak pada susahnya menerima kebenaran yang datang dari orang lain. Selain itu, sifat-sifat buruk lainnya pun harus semaksimal mungkin dihindari, seperti marah berlebihan, iri, dengki, sombong, dan lain sebagainya.
5. Pisahkan Uang Subhat dan Uang yang Halal 100%
Salah satu kebiasaan yang dilakukan Mbah Maimun Zuber adalah memisahkan uang yang benar-benar hasil jerih payah sendiri, seperti uang hasil menjual panenan padi, dengan uang dari hasil partai politik, misalnya. Konon, beliau melakukan hal tersebut untuk menghindari uang-uang subhat yang kita konsumsi.


Berita Terbaru


Liputan6.com, Jakarta - Di saat tanggap darurat bencana gempabumi dan tsunami yang menerjang wilayah di Provinsi Sulawesi Tengah seperti di Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong saat ini, penanganan darurat juga masih dilakukan di Lombok, NTB.


Hingga saat ini jumlah korban jiwa akibat gempa Lombok sudah mencapai 564 orang. Berikut daftar jumlah korban meninggal dunia berasarkan data yang diterima dari Posko Penanggungan Darurat Bencana (PDB) Provinsi:


BACA JUGA

·         Barista Showcase Berhasil Promosikan Kopi Indonesia dan Kumpulkan Bantuan untuk Lombok-Palu

·         NTB Siap Bantu Korban Gempa Donggala dan Tsunami Palu

·         Lewat Amal Kopi, BRI Bantu Korban Gempa Lombok dan Donggala

a. Kabupaten Lombok Utara : 467 orang

b. Kabupaten Lombok Barat : 44 orang

c. Kabupaten Lombok Timur : 31 orang

d. Kabupaten Lombok Tengah : 2 orang

e. Kota Mataram : 9 orang

f.  Kabupaten Sumbawa : 6 orang

g. Kabupaten Sumbawa Barat : 5 Orang

Sementara yang luka-luka mencapai 1.584 orang dengan rincian:

a. Kabupaten Lombok Utara : 829 orang

b. Kabupaten Lombok Barat : 399 orang

c. Kabupaten Lombok Timur : 122 orang

d. Kabupaten Lombok Tengah : 3 orang

e. Kota Mataram : 63 orang

f.  Kabupaten Sumbawa : 53 orang

g. Kabupaten Sumbawa Barat : 115 Orang

Sementara, berdasarkan data yang diterima dari Posko PDB Provinsi, jumlah orang yang mengungsi mencapai 445.343 dengan rincian:

a. Kabupaten Lombok Utara : 101.735 orang

b. Kabupaten Lombok Barat : 116.453 orang

c. Kabupaten Lombok Timur : 104.060 orang

d. Kabupaten Lombok Tengah : 13.887 orang

e. Kota Mataram : 18.894 orang

f. Kabupaten Sumbawa : 49.188 orang

g. Kabupaten Sumbawa Barat : 41.126 Orang

Sementara rumah rusak sebanyak 149.715 unit, dengan rincian:

- Total siap dibangun kembali 22.073 unit rumah

- Total rumah telah dibongkar 4.679 unit

- Total terverifikasi 124.423 unit rumah

- Total telah di SK kan 95.882 unit rumah

- Total buku telah terbit 17.464 unit rumah

- Total buku tabungan telah berisi saldo 2.623 unit

- Total Pokmas terbentuk 54 TIM

- Rumah Risha 348 KK

- Rumah Non Risha 60 KK.




PHBN


Hari-hari Besar Nasional Indonesia – Selain hari-hari besar Nasional/Internasional dan hari-hari besar keagamaan yang ditetapkan sebagai hari libur Nasional, sebenarnya masih terdapat banyak sekali hari-hari penting yang ditetapkan sebagai hari-hari besar nasional namun tidak ditetapkan sebagai hari libur Nasional. Hari-hari penting tersebut pada umumnya ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden, seperti contohnya Hari Guru Nasional yang ditetapkan oleh Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994 dan Hari Pers Nasional yang ditetapkan oleh Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 1985. Meskipun tidak merupakan hari libur nasional, Hari-hari besar tersebut penting untuk dikenang dan diperingati sebagai hari yang bersejarah dan juga untuk mengetahui makna-makna dibalik peringatan hari-hari besar nasional tersebut.








Daftar Hari-hari Besar Nasional Indonesia



Berikut ini adalah daftar Hari-hari Besar Nasional di Indonesia serta beberapa hari-hari penting Internasional yang juga diperingati sebagai hari besar di Indonesia.



Bulan Januari



01 Januari : Hari Tahun Baru Masehi (Internasional)

03 Januari : Hari Departemen Agama

05 Januari : Hari Korps Wanita Angkatan Laut (KOWAL)

10 Januari : Hari Gerakan Satu Juta Pohon (Internasional)

10 Januari : Hari Tritura

15 Januari : Hari Darma Samudra

25 Januari : Hari Gizi Dan Makanan

25 Januari : Hari Kusta (Internasional)

Bulan Februari



02 Februari : Hari Lahan Basah Sedunia (Internasional)

04 Februari : Hari Kanker Dunia (Internasional)

05 Februari : Hari Peristiwa Kapal Tujuh Provinsi (Zeven Provinciën)

09 Februari : Hari Pers Nasional (HPN)

09 Februari : Hari Kavaleri

14 Februari : Hari Peringatan Pemberontakan Pembela Tanah Air (PETA)

22 Februari : Hari Istiqlal

28 Februari : Hari Gizi Nasional Indonesia

Bulan Maret



01 Maret : Hari Peringatan Peristiwa Serangan Umum di Yogyakarta

01 Maret : Hari Kehakiman Nasional

06 Maret : Hari KOSTRAD (Komando Strategis Angkatan Darat)

08 Maret : Hari Perempuan (Internasional)

09 Maret : Hari Musik Nasional

10 Maret : Hari Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI)

11 Maret : Hari Surat Perintah 11 Maret (Supersemar)

15 Maret : Hari Hak Konsumen Sedunia (Internasional)

17 Maret : Hari Perawat Nasional

18 Maret : Hari Arsitektur Indonesia

20 Maret : Hari Dongeng Sedunia (Internasional)

21 Maret : Hari Puisi Sedunia (Internasional)

21 Maret : Hari Down Syndrome (Internasional)

21 Maret : Hari Hutan Sedunia (Internasional)

22 Maret : Hari Air Sedunia (Internasional)

23 Maret : Hari Meteorologi Sedunia (Internasional)

24 Maret : Hari Peringatan Bandung Lautan Api

24 Maret : Hari Tuberkulosis Sedunia (Internasional)

30 Maret : Hari Film Indonesia

Bulan April



01 April : Hari Bank Dunia (Internasional)

02 April : Hari Peduli Autisme Sedunia (Internasional)

02 April : Hari Buku Anak Sedunia (Internasional)

06 April : Hari Nelayan Indonesia

07 April : Hari Kesehatan (Internasional)

09 April : Hari TNI Angkatan Udara (TNI AU)

16 April : Hari KOPASSUS (Komando Pasukan Khusus)

17 April : Hari Hemophilia Sedunia (Internasional)

18 April : Hari Peringatan Konferensi Asia-Afrika (KAA)

19 April : Hari Pertahanan Sipil (HANSIP)

20 April : Hari Konsumen Nasional

21 April : Hari Kartini

22 April : Hari Bumi (Internasional)

23 April : Hari Buku Sedunia (Internasional)

24 April : Hari Angkutan Nasional

24 April : Hari Solidaritas Asia-Afrika

25 April : Hari Malaria Sedunia (Internasional)

26 April : Hari Kekayaan Intelektual Sedunia (Internasional)

27 April : Hari Pemasyarakatan Indonesia

28 April : Hari Puisi Nasional

28 April : Hari Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Internasional)

29 April : Hari Tari (Internasional)

Bulan Mei



01 Mei : Hari Buruh Sedunia (Internasional)

01 Mei : Hari Peringatan Pembebasan Irian Barat

02 Mei : Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas)

05 Mei : Hari Lembaga Sosial Desa (LSD)

05 Mei : Hari Bidan (Internasional)

17 Mei : Hari Buku Nasional

20 Mei : Hari Kebangkitan Nasional

21 Mei : Hari Peringatan Reformasi

29 Mei : Hari Keluarga

31 Mei : Hari Tanpa Tembakau Sedunia (Internasional)

Bulan Juni



01 Juni : Hari Lahir Pancasila

01 Juni : Hari Anak-anak Sedunia (Internasional)

03 Juni : Hari Pasar Modal Indonesia

05 Juni : Hari Lingkungan Hidup Sedunia (Internasional)

08 Juni : Hari Laut Sedunia

21 Juni : Hari Krida Pertanian

24 Juni : Hari Bidan Nasional

26 Juni : Hari Anti Narkoba Sedunia (Internasional)

29 Juni : Hari Keluarga Berencana (KB)

Bulan Juli



01 Juli : Hari Bhayangkara

05 Juli : Hari Bank Indonesia

09 Juli : Hari Satelit Palapa

12 Juli : Hari Koperasi Indonesia

17 Juli : Hari Keadilan (Internasional)

22 Juli : Hari Kejaksaan

23 Juli : Hari Anak Nasional

29 Juli : Hari Bhakti TNI Angkatan Udara

Bulan Agustus



01 Agustus : Hari ASI Sedunia (Internasional)

05 Agustus : Hari Dharma Wanita Nasional

08 Agustus : Hari Ulang Tahun ASEAN

09 Agustus : Hari Masyarakat Adat (Internasional)

10 Agustus : Hari Veteran Nasional

10 Agustus : Hari Kebangkitan Teknologi Nasional

12 Agustus : Hari Remaja (Internasional)

14 Agustus : Hari Pramuka (Praja Muda Karana)

17 Agustus : Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia

18 Agustus : Hari Konstitusi Republik Indonesia

19 Agustus : Hari Departemen Luar Negeri Indonesia

21 Agustus : Hari Maritim Nasional

Bulan September



01 September : Hari Jantung Dunia (Internasional)

01 September : Hari Polisi Wanita (POLWAN)

03 September : Hari Palang Merah Indonesia (PMI)

04 September : Hari Pelanggan Nasional

08 September : Hari Aksara (Internasional)

08 September : Hari Pamong Praja

09 September : Hari Olah Raga Nasional

11 September : Hari Radio Republik Indonesia (RRI)

14 September : Hari Kunjung Perpustakaan

15 September : Hari Demokrasi (Internasional)

16 September : Hari Ozon (Internasional)

17 September : Hari Perhubungan Nasional

17 September : Hari Palang Merah Nasional

21 September : Hari Perdamaian Dunia (Internasional)

24 September : Hari Tani Nasional

26 September : Hari Statistik

27 September : Hari Pos Telekomunikasi Telegraf (PTT)

28 September : Hari Kereta Api

28 September : Hari Jantung Sedunia (Internasional)

29 September : Hari Sarjana Nasional

30 September : Hari Peringatan Pemberontakan G30S/PKI

Bulan Oktober



01 Oktober : Hari Kesaktian Pancasila

01 Oktober : Hari Vegetarian Sedunia  (Internasional)

01 Oktober : Hari Lanjut Usia (Internasional)

02 Oktober : Hari Batik Nasional dan Hari Batik Dunia

05 Oktober : Hari Tentara Nasional Indonesia (TNI)

05 Oktober : Hari Guru Sedunia (Internasional)

10 Oktober : Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (Internasional)

14 Oktober : Hari Penglihatan Dunia (Internasional)

15 Oktober : Hari Hak Asasi Binatang (Internasional)

16 Oktober : Hari Pangan Sedunia (Internasional)

16 Oktober : Hari Parlemen Indonesia

20 Oktober : Hari Osteoporosis Sedunia (Internasional)

24 Oktober : Hari Dokter Indonesia

24 Oktober : Hari Perserikatan Bangsa-bangsa (Internasional)

27 Oktober : Hari Penerbangan Nasional

27 Oktober : Hari Listrik Nasional

28 Oktober : Hari Sumpah Pemuda

30 Oktober : Hari Keuangan

Bulan November



05 November : Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional

10 November : Hari Ganefo

10 November : Hari Pahlawan

11 November : Hari Bangunan Indonesia

12 November : Hari Kesehatan Nasional

12 November : Hari Ayah Nasional

14 November : Hari Brigade Mobil (BRIMOB)

14 November : Hari Diabetes Sedunia (Internasional)

20 November : Hari Anak (Internasional)

21 November : Hari Pohon (Internasional)

21 November : Hari Televisi Sedunia (Internasional)

22 November : Hari Perhubungan Darat Nasional

25 November : Hari Guru (PGRI)

28 November : Hari Menanam Pohon Indonesia

29 November : Hari KORPRI (Korps Pegawai RI)

Bulan Desember



01 Desember : Hari Artileri

01 Desember : Hari AIDS Sedunia (Internasional)

03 Desember : Hari Penyandang Cacat (Internasional)

07 Desember :  Hari Penerbangan Sipil (Internasional)

09 Desember : Hari Armada Republik Indonesia

09 Desember : Hari Anti Korupsi Sedunia

10 Desember : Hari Hak Asasi Manusia

12 Desember : Hari Transmigrasi

13 Desember : Hari Nusantara

15 Desember : Hari Juang Kartika TNI-AD (Hari Infanteri)

19 Desember : Hari Bela Negara

20 Desember : Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional

22 Desember : Hari Ibu Nasional

22 Desember : Hari Sosial

25 Desember : Hari Natal